KISAH PELITA KHALIFAH UMAR ABDUL AZIZ
"Siapa di luar?" tanya Khalifah Umar Abdul
Aziz tanpa membuka pintu .
"Saya , Ayah," terdengar suara seorang
pemuda .
"Ada keperluan apa?" tanya Khalifah .
"Saya disuruh ibu untuk membicarakan tentang
beberapa masalah."
"Masalah apa?"
"Buka pintu dulu,Ayah . Izinkan saya
masuk," jawab anaknya mendesak ingin masuk .
"Terangkan dulu apa masalahnya? Soal keluarga,
soal masyarakat, atau soal negara? tanya Khalifah masih tetap tidak membukakan
pintu untuk anaknya .
"Tentu sahaja urusan keluarga kita ,
Ayah," jawab anaknya kehairana melihat sikap ayahnya .
"Kalau begitu tunggu sebentar," sahut
Khalifah dari dalam .
Khalifah Umar bin Abdul Aziz kemudian bangun dari
tempat duduknya mendekati satu-satunya lampu minyak di bilik itu, dan kemudian
meniupnya sehingga padam . Ruang kerja itu berubah gelap gelita . Lalu Khalifah
membuka pintu dan anaknya disuruh masuk .
Pemuda itu semakin hairan melihat tingkah laku
ayahnya . Knapa berbicara dalam ruangan yang gelap seperti ini? Apakah ayahnya
sudah bingung atau berubah ingatan? Apakah terlalu keras ,
tindakannya menjadi aneh di luar kebiasaan orang
waras ?
Dengan agak sangsi dan sedikit takut pemuda itu
bertanya ingin tahu kepada ayahnya .
"Ayah, di ruang ini cuma ada satu lampu,
mengapa ayah padamkan? Apakah kita akan berbincang dalam gelap?"
"Benar , kalu kita berbicara di dalam bilik
ini, kita akan berbicara dalam keadaan gelap," jawab Khalifah .
Mengapa, Ayah?
"Apakah kau tahu bilik apa ini?"
"Bilik kerja Ayah .
"Siapakah Ayahmu?"
"Amirul Mukminin Khalifah seorang pemimpin
negara," jawab anak muda itu semakin tidak mengerti . Bahkan dia menjadi
semakin curiga ayahnya telah mabuk kekuasaan sehingga hilang akal sihatnya .
Itulah jawapannya. Kerana ayahmu seorang pemimpin ,
maka kita akan berbicara tanpa lampu penerang di ruang ini."
"Mengapa?"
"Yang akan kita bicarakan adalah masalah
keluarga, sedangkan lampu itu minyaknya dibeli dengan wang negara, wang rakyat
. Aku tidak mahu urusan keluarga hingga merugikan milik rakyat, kepunyaan
negara . Ruang ini adalah bilik kerja untuk kepentingan rakyat dan negara .
Tidakkah kau tahu bahawa kekuasaan adalah amanah yang akan diminta
pertangungjawab oleh Allah kelak di Hari Pembalasan?"
-----
As a final word from the Holy Quran:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." -Surah
Al-Anfaal, Verse 27
-M Rizal Azmi-
Post a Comment